Living life and Make it Better

life, learn, contribute

Endy Muhardin

Software Developer berdomisili di Jabodetabek, berkutat di lingkungan open source, terutama Java dan Linux.

Rumah baru II

Hari ini saya dapat komputer baru. Spesifikasinya lumayan banget, Prosesor P-IV 3 GHz, memori 1GB, dan harddisk SATA 80GB, plus DVD-ROM. Rencananya, mesin ini selain untuk office work, juga akan jadi server sementara.

Kegiatan pertama, bagi sebagian besar orang adalah instal sistem operasi. Buat saya, ada satu kegiatan lagi sebelum instal, yaitu pilih sistem operasi.

Sudah jelas, yang akan saya instal adalah Linux. Sejak meninggalkan Windows tahun 2002 yang lalu, saya merasa seperti naik baswei (baca: busway) jam 5 sore. Melihat ke kiri jalan, kemacetan panjang sekali seperti ular naga, tetapi saya tetap bisa melaju kencang menuju Blok M dalam waktu 30 menit saja. Di dalam busway Linux, saya tetap bisa produktif bekerja pada saat orang lain repot mengupdate antivirus (instal saja tidak cukup, harus up to date juga dong :P), membuang spyware, melakukan defrag, bersih-bersih registry, dan kegiatan non-produktif lainnya.

Nah, pertanyaannya, Linux yang mana? Saya adalah fans berat Debian. Fedora terlalu sulit buat saya. Mandriva, mudah bagi pemula, tapi justru menyulitkan bagi pengguna veteran. Tapi di debian sendiri juga banyak variannya, misalnya Knoppix, Mepis, Ubuntu, dan lainnya.

Knoppix, bagus untuk LiveCD, tapi jelek sekali kalau diinstal di harddisk. Struktur foldernya jelek dan sudah tidak standar lagi. Mungkin karena memang dioptimasi untuk kemudahan remastering.

Mepis bagus, tapi repositorynya tidak kompatibel dengan debian. Untuk pengguna desktop sangat bagus, tapi karena saya mau instal buat macam2 server, di belakang hari menyulitkan.

Ubuntu, sangat bagus … untuk end user. Buat saya, masalah sudo sangat merepotkan. Default instalasinya juga Gnome, sedangkan saya pengguna KDE. Saya sudah berusaha membiasakan diri dengan Gnome, tapi aplikasi-aplikasi Gnome masih kalah (menurut saya) dengan KDE. Saya lebih suka pakai KMail, Akregator, Konqueror daripada Evolution dan Nautilus.

Akhirnya, saya back to basic. Pakai debian murni saja. Toh di sini koneksi IIX laksana LAN. Jadi bisa ambil ke servernya Komo dengan cepat.

Nah, sekarang instalasi. Saya tidak punya CD Writer, jadi walaupun bisa donlod ISO dengan cepat, tetap tidak bisa instal. Akhirnya pakai cara curang sbb :

  1. Download image instalasi jaringan dari Debian (ingat, gunakan kernel 2.6)

  2. Instal Ubuntu

  3. Kopikan image instalasi ke Ubuntu

  4. Konfigurasi GRUB untuk menambahkan image instalasi

  5. Restart, dan mulai instalasi.

Cara ini diinspirasi dari teknik menginstal Linux tanpa CDROM, Floppy, USB, atau media lainnya.

Setelah itu, berikut beberapa aplikasi wajib yang akan diinstal :

  1. Midnight Commander
  2. SSH
  3. MySQL
  4. PostgreSQL
  5. Apache 2
  6. PHP 4
  7. Postfix Mail Server
  8. Subversion Version Control
  9. CVS Version Control
  10. Firestarter (Firewall Front End)
  11. KDE

Selanjutnya, tinggal mengkonfigurasi.

Satu lagi, dengan menggunakan Linux, tidak perlu cari satu-satu, download, klik next beberapa kali, dan restart komputer. Untuk menginstal semua di atas, cukup ketik saja :

apt-get install mc kde mysql-server postgresql apache2 php4 postfix firestarter subversion cvs kde -y

sebagai root. Lalu … sit back and relax …. literally.


Mencoba Wordpress

Kalau kemarin pakai mambo, sekarang coba pakai Wordpress. Kata orang sih, ini adalah aplikasi yang terhebat di kelasnya (kelas weblog maksudnya). Buat saya, aplikasi weblog yang hebat haruslah bisa menampilkan kode program dengan bagus. Soalnya, saya sering menjadikan blog sebagai website tutorial. Menampilkan dengan bagus artinya adalah :

  • Mengkonversi huruf menjadi fixed-width, misalnya Courier

  • Dapat menampilkan screenshots

  • Dapat menampilkan baris yang panjang

  • Tidak memakan tag XML atau HTML

Kode program yang akan ditampilkan tidak jauh dari Java, XML, dan PHP. Ok, mari kita coba saja.

Berikut kode program Java :

package com.artivisi;

public class HelloWorld {
    public static void main(String[] args) {
        try {
            System.out.println("This is a very long string, let's see whether Wordpress able to render well");
        } catch (IllegalArgumentException err) {
           System.out.println("Error ... ");
        }
    }
}

Kemudian build.xml

<project default="compile" name="test-wordpress">
    <target name="compile">
        <javac srcdir="src" destdir="bin"></javac>
    </target>
</project>

Dan, terakhir PHP :

<code>



</code>

Semua dibuat hanya dengan membungkus kode program seperti ini :



 .. tulis kode di sini ... 

Let’s see … Ternyata :

  1. Baris panjang ditampilkan seadanya, ini bisa bagus, bisa juga jelek. Kadangkala kita memang tidak mau memotong baris, karena takut disalah-artikan. Dilain pihak, kalau tidak dipotong, akan merusak tampilan.

  2. String langsung diescape dengan backslash. “ ditampilkan menjadi " Very bad. Saya mengerti ini adalah tindakan pencegahan untuk SQL Injection. Tapi seharusnya string dikembalikan seperti semula waktu ditampilkan kembali.

Mas Priyadi pernah membahas tentang plugin untuk mengatasi masalah ini.

Setelah dipasangi plugin, string kembali seperti semula. Great work mas Priyadi.


Mail server up and running

Postfix akhirnya berhasil dikonfigurasi dengan benar. Sekarang endy at artivisi dot com sudah bisa digunakan lagi. Tapi sepertinya perlu pasang spam filter, soalnya alamat email endy at artivisi dot com terlanjur tersebar ke para spammer. Firewall juga sudah aktif. Bagi para pengguna Linux, gunakan Firestarter. Mudah dan cepat.


Rumah baru

Setelah bencana alam HDD jebol beberapa waktu lalu, saya berusaha me-restore http://endy.artivisi.com. Ini salah satu penghuni pertama rumah baru, blog. Tutorial, presentasi, dan file-file lainnya akan segera menyusul… sabar ya :D