Living life and Make it Better

life, learn, contribute

Endy Muhardin

Software Developer berdomisili di Jabodetabek, berkutat di lingkungan open source, terutama Java dan Linux.

Pivotal Microservice Workshop

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 24-24 November 2016, saya dan tim ArtiVisi diundang oleh Pivotal untuk menghadiri workshop yang berjudul “Migrating a Monolith Application to Microservices”.

[Migrating Monolith Apps to Microservices](https://lh3.googleusercontent.com/h6hgA1F5t0bAfIe0ccXbAmRFewB4n61brbFx3XfOloXFdbfB7eXfySPUoc7-RgTLhDF-uXMGe2ph=w731-h694-no)

Berikut adalah catatan singkat saya tentang event ini.

Lanjut membaca ...


Membuat Blog dengan Jekyll dan Heroku

Pada artikel terdahulu, kita sudah membahas tentang cara membuat blog gratis di OpenShift. Tapi sayang sekali, saat ini OpenShift tidak lagi menerima pendaftaran baru untuk platform versi 2. Sedangkan platformnya yang baru, yaitu versi 3, membatasi akses gratis hanya 30 hari. Setelah 30 hari, ijin pakai kita berakhir masa pakainya dan aplikasi kita akan dihapus.

Untungnya, masih ada alternatif lain, yaitu Heroku. Pada artikel ini, kita akan membahas cara pembuatan website atau blog gratis dengan Heroku.

Lanjut membaca ...


Edit Video dengan KDEnlive

Sekarang lagi jamannya vlogging, yaitu blogging dalam bentuk video. Sebetulnya saya sudah lumayan lama juga rekam sesi kuliah atau training dan publish ke Youtube. Tapi baru sekarang sempat cerita proses pembuatannya.

Biasanya, saya dan tim ArtiVisi mengedit video menggunakan aplikasi Openshot. Tapi sayangnya aplikasi ini sering sekali crash. Jadi kita tidak boleh lupa save. Dan cukup melelahkan juga kalau sekali klik langsung crash.

Dari postingan di grup DSLR Cinematography, ternyata ada Om Wowo sesama pengguna open source dalam mengedit video. Beliau menggunakan aplikasi KDEnlive.

Ada beberapa fitur unggulan dari KDEnlive, diantaranya adalah:

  • Proxy Editing : KDEnlive bisa membuat versi low-res dari video yang kita akan edit, sehingga lebih ringan pada saat kita maju mundur dan memotong video tersebut. Dibandingkan kita mengedit langsung di file yang jaman sekarang besar-besar dan beresolusi hingga 4K. Proxy file yang dibuat KDEnlive resolusinya hanya 640x480 saja sehingga jauh lebih ringan.
  • Audio Sync : kita biasa merekam audio dan video secara terpisah agar kualitas audionya bisa maksimal. Masalah terjadi ketika ingin menggabungkan file audio dan video ini. Satu clip saja bisa memakan waktu 5-15 menit. Bayangkan bila clipnya ada 10. Bisa habis satu jam sendiri untuk sinkronisasi. Dengan fitur audio sync ini, cukup beberapa klik tombol, audio dan video bisa langsung sinkron.

Dua fitur di atas sangat meningkatkan produktifitas dalam mengedit video. Dan yang paling penting, dibandingkan dengan Openshot, KDEnlive ini jauh lebih stabil. Openshot bisa crash puluhan kali selama beberapa jam saya mengedit, sedangkan KDEnlive ini baru crash dua kali saja selama seharian mengedit.

KDEnlive Screenshot

Pada waktu rendering, KDEnlive juga punya satu fitur penting, yaitu Shutdown after render. Jadi kita bisa start render, kemudian kita tinggal tidur. Setelah selesai rendering, KDEnlive akan mematikan komputer kita.

Penjelasan lebih detail tentang cara mengedit video bisa ditonton di vlog saya di Youtube.


Upload ke Youtube dari Command Line

Pembaca rutin blog ini tentu tahu bahwa ArtiVisi punya channel Youtube yang sering diisi rekaman video tutorial pemrograman. Bila belum tahu, segera subscribe, tonton videonya, klik Like, dan jangan skip iklannya supaya kami dapat income ;)

Setelah selesai syuting dan edit, tentunya kita akan mengupload video tersebut ke Youtube agar bermanfaat buat orang banyak. Saat ini, saya mengupload dengan menggunakan browser. Karena satu video bisa berukuran hingga 1 GB, saya membutuhkan waktu lama untuk menunggu uploadnya selesai. Selama upload belum selesai, saya tidak bisa mematikan laptop dan pergi ke tempat lain. Tentu ini sangat membatasi pergerakan dan tidak efektif dalam penggunaan waktu.

Saya ingin proses upload ini bisa berjalan sendiri tanpa interaksi dengan saya. Solusinya tentu saja dengan aplikasi berbasis CLI (command line interface).

Secara garis besar, sistemnya nanti akan terlihat seperti ini

Skema Sistem Upload

Lanjut membaca ...


Restore Gitlab dari Amazon Glacier

Hari ini saya membaca artikel menyedihkan dari salah satu pelaku startup di negara kita ini. Aplikasinya yang dihosting di Digital Ocean crash dan datanya tidak bisa direcover. Entah apakah dia punya backup di tempat lain atau tidak.

Dengan artikel ini, pertama-tama saya mengucapkan turut berduka cita atas kehilangannya. Semoga tetap tabah, bisa mengatasi dengan lancar, dan diberikan ganti yang lebih baik.

Selanjutnya, ini menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya backup. Well, sebenarnya backup tidak penting, yang penting adalah restore !!!. Percuma juga kan punya backup kalau tidak bisa direstore :P

Hampir setahun yang lalu, saya sudah menjelaskan tata cara backup yang aman menggunakan enkripsi ke layanan cloud. Tapi tidak mengapa kita ulang sedikit tentang prinsip dan konsep backup. Setelah itu kita akan membahas tentang tata cara restore.

Lanjut membaca ...