Living life and Make it Better

life, learn, contribute

Endy Muhardin

Software Developer berdomisili di Jabodetabek, berkutat di lingkungan open source, terutama Java dan Linux.

Simplifikasi Prosedur Backup

Sebelumnya, saya sudah beberapa kali menulis artikel tentang backup, diantaranya:

dan masih banyak lagi yang lebih spesifik tentang backup untuk aplikasi tertentu seperti MySQL, Subversion, dan lainnya.

Di awal 2021 ini, kondisi sudah banyak berubah, diantaranya :

  • semua kode program sudah disimpan di repository git
  • internet sudah sangat tersedia, sehingga tidak perlu lagi mengumpulkan file-file installer
  • cloud storage service sudah banyak tersedia. Dropbox, Google Drive, iCloud, dan sebagainya. Sehingga dokumen-dokumen sudah langsung tersinkronisasi ke cloud. Bahkan sebagian besar dokumen saya (tulisan, spreadsheet, gambar) sudah dibuat di aplikasi berbasis cloud seperti Google Docs dan sejenisnya.

Yang tersisa harus saya backup secara manual tinggal koleksi foto dan video pribadi saja. Sampai saat ini saya masih memotret dan merekam video menggunakan kamera betulan, yang ukuran filenya satu foto bisa mencapai belasan MB. Walaupun smartphone sudah bisa mengambil foto berkualitas lumayan, tapi tetap ergonomi dan user experience menggunakan kamera dslr/mirrorless belum terkalahkan. Belum lagi hasil fotonya, kalau kita buka di komputer, akan terlihat beda kualitasnya.

Selain itu, saya juga secara rutin memindahkan file foto dan video dari smartphone ke external disk. Sehingga tetap saja foto dan video dari smartphone tersebut harus dibackup juga.

Sebagai gambaran, berikut ukuran arsip foto/video saya dari tahun ke tahun

Ukuran Foto/Video

Jadi pada artikel kali ini, kita akan membahas prosedur backup untuk foto dan video tersebut.

Lanjut membaca ...


Baca Tulis NTFS di MacOS

Beberapa bulan lalu, Apple merilis MacOS versi terbaru, yaitu Big Sur. Kebetulan laptop saya sudah lama tidak diformat, ada banyak sisa-sisa driver dan paket instalasi yang mengotori sistem. Oleh karena itu, saya segera format dan instal ulang, bukan upgrade. Ternyata, setelah diinstal ulang, external harddisk saya jadi tidak bisa ditulisi.

Sebenarnya ini bukan masalah baru, sistem operasi Mac memang by default tidak bisa menulis ke partisi NTFS. Biasanya para pengguna Mac membeli driver pihak ketiga. Saya biasanya pakai Paragon NTFS. Driver ini sangat dianjurkan bagi pengguna awam karena mudah dipakai. Cukup instal saja, restart, dan kemudian harddisk eksternal langsung bisa ditulis. Saya juga tadinya menggunakan Paragon NTFS ini sejak pertama pakai laptop Apple di tahun 2015. Harga lisensinya sekitar 300 ribu rupiah. Tidak terlalu mahal kalau dibagi durasi pemakaian selama 5 tahun.

Akan tetapi, ternyata lisensi saya tersebut tidak bisa dipakai lagi di MacOS versi Big Sur. Kita harus membeli lisensi baru. Nah, kalo begitu tiba saatnya saya mencari informasi lagi, apakah di tahun 2021 ini kita masih perlu membeli lisensi.

Google NTFS MacOS

Setelah googling, ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan (selain beli Paragon), yaitu:

  • Menggunakan driver osxfuse dan ntfs-3g
  • Melakukan mount secara manual melalui command line
  • Membuat konfigurasi di /etc/fstab
  • Menggunakan aplikasi Mounty.app

Lanjut membaca ...


Intermittent Moodle 502 Post Mortem

Beberapa hari terakhir, aplikasi e-learning Tazkia kadang menampilkan error 502 Bad Gateway pada saat diakses. Berikut adalah diagnosa, analisa, dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Lanjut membaca ...


VPN dengan Wireguard Bagian V : Menghubungkan Cloud dengan On Premise

Di awal 2021 ini, cloud services sudah sangat lazim digunakan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Skema tagihannya yang bisa per jam dan kecepatan provisioningnya memungkinkan banyak usaha rintisan (start up company) untuk bisa memulai bisnisnya dengan cepat dan murah.

Yang tadinya harus menyediakan modal besar untuk membeli server, melakukan instalasi, membuat atau menyewa data center, menyediakan listrik, disaster recovery, dan pos investasi lain yang nilainya besar, sekarang tidak perlu lagi memusingkan hal tersebut. Cukup bikin akun, masukkan data kartu kredit, dan kita bisa langsung membuat virtual private server yang memiliki IP public dan siap diakses dari mana saja.

Akan tetapi, tidak semua orang bisa memanfaatkan cloud services. Beberapa jenis industri mengharuskan data transaksi disimpan di dalam negeri, sedangkan penyedia cloud services tidak banyak yang memiliki data center di Indonesia. Untuk itu, kita perlu solusi untuk menghubungkan VPS kita di cloud provider dengan database server kita di data center sendiri.

Salah satu contoh kegunaannya adalah apabila kita ingin menggunakan layanan serverless semacam AWS Lambda untuk mengakses database kita di data center on premise.

Skema tersebut diilustrasikan seperti pada gambar berikut

VPN Cloud - OnPremise

Langkah-langkah implementasinya sebagai berikut:

Lanjut membaca ...


VPN dengan Wireguard Bagian IV : Road Warrior

Penggunaan VPN yang kita bahas pada artikel kali ini biasa disebut dengan skenario Road Warrior di berbagai artikel di internet. Definisinya bisa dilihat sendiri di wikipedia

Pada intinya, Road Warrior adalah pekerja yang bekerja di luar kantor (banyak tugas luar misalnya) dan butuh akses terhadap perangkat di dalam jaringan kantor, seperti database server, printer, aplikasi internal, shared file/folder, dan sebagainya.

Di awal tahun 2021 ini, banyak kebutuhan di atas (share file, printer, aplikasi) yang sudah tidak relevan lagi di era komputasi awan sekarang ini. File sharing bisa dilakukan dengan mudah dengan layanan Dropbox, Google Drive, dan lainnya. Bahkan kita bisa berkirim file melalui chat. Printer juga bisa dihubungkan dengan layanan Google Cloud Print, sehingga kita bisa menggunakan printer kita dari mana saja. Aplikasi bisnis kebanyakan sekarang sudah berbasis web dan dihosting di internet, sehingga bisa diakses dari mana saja. Walaupun demikian, kadangkala kita tetap butuh, sehingga saya tuliskan sekalian di sini cara konfigurasinya.

Lanjut membaca ...